BUNUH
DIRI DIKALANGAN REMAJA
Dari waktu ke waktu jumlah kasus bunuh diri
terus bertambah. Tidak hanya dikalangan orang dewasa tetapi juga terjadi pada
remaja bahkan anak-anak. Sebenarnya tidak seorangpun yang menginginkan seperti
ini tetapi keinginan manusia sering kali diarahkan oleh banyak faktor yang terjadi
diluar kendali kita sendiri sampai akhirnya seseorang tiba pada keyakinan bahwa
bunuh diri justru adalah jalan terbaik untuk menyelesaikan masalahnya. Bagaimana
hal itu bisa terjadi? Dan bagaimana menghindarinya.
Ibu muda itu menjerit-jerit. Hanya dalam
hitungan detik, dia lemas dan jatuh pingsan. Tetangga yang mendengar
teriakannya berdatangan. Dalam rumah keluarga berada itu tersaji pemandangan
yang sangat tragis. Sang ibu jatuh pingsan di bawah mayat abaknya yang sedang
tergantung dengan lidah menjulur dan wajah membiru masih dengan seragam
sekolah. Beritapun cepat menyebar. Anak kelas 3 SMP tewas bunuh diri. Apa yang
sesungguhnya terjadi? Sangat irunis karena ternyata remaja ini nekat bunuh diri
hanya karena kalah bersaing dengan saudaranya dalam hal rangking di sekolah.
“biasanya, dia rangking satu, tetapi belakangan rangkingnya turun. Dia jadi
malu” ujar ibunya kepada pers.
Linda Utami, siswi kelas 2 SLTPN 12 Jakarta
nekat mengakhiri hidupnya dengan cara menggantung diri di kamar tidurnya. Warga
jalan Nipah, Prapanca, Kebayoran baru ini, menurut orang tuanya malu karena
sering diejek teman sekolahnya karena tidak naik kelas. Masih tragedi yang
sama, seorang siswa kelas 6 SD bernama Aman, juga nekat mengakhiri hidupnya
dengan menggantung diri setelah sebelumnya meminum racun tikus. Namun untunglah
nyawa Aman masih bisa diselamatkan. Dia nekat hampir mengakhiri hidupnya karena
malu, orang tuanya tidak bisa memberikan dia uang Rp150.000 untuk ujian akhir
dan biaya perpisahan sekolahnya. Lalu ada kasus Jonathan di Malang. Siswa SMA
ini konon nekat mengakhiri hidupnya gara-gara putus cinta. Hal ini menunjukkan
bunuh diri dikalangan remaja kini seolah menjadi trend.
Bacaan
di atas terdiri atas empat paragraf. Marilah kita analisis satu paragraf untuk
melihat kesalahan
penggunaan EYD
Dari
waktu ke waktu jumlah kasus bunuh diri terus bertambah. Tidak hanya dikalangan
orang dewasa tetapi juga terjadi pada remaja bahkan anak-anak. Sebenarnya tidak
seorangpun yang menginginkan seperti ini tetapi keinginan manusia sering kali
diarahkan oleh banyak faktor yang terjadi diluar kendali kita sendiri sampai
akhirnya seseorang tiba pada keyakinan bahwa bunuh diri justru adalah jalan
terbaik untuk menyelesaikan masalahnya. Bagaimana hal itu bisa terjadi? Dan
bagaimana menghindarinya.
Dalam paragraf di atas ada beberapa
kesalahan penerapan EYD, yaitu penulisan kata dikalangan, seorangpun, dan
diluar seharusnya dipisahkan, penulisan kata sering kali seharusnya
digabungkan, dan sebelum kata tetapi seharusnya diberi tanda baca koma.
Materi pengajaran Drs. Abdul Hamid