Selasa, 28 Desember 2010

Ilmu Sosial Dasar BAB IX

Ilmu Pengetahuan, Teknologi dan Kemiskinan

“ Ilmu pengetahuan” lazim digunakan  dalam pengertian sehari-hari, terdiri dari dua kata, “ ilmu “ dan “ pengetahuan “, yang masing-masing punya identities sendiri-sendiri. Dikalangan ilmuwan ada keseragaman pendapat, bahwa ilmu itu selalu tersusun dari pengetahuan secara teratur, yang diperoleh dengan pangkal tumpuan (objek) tertentu dengan sistematis, metodis, rasional/logis, empiris, umum dan akumulatif. Pengertian pengetahuan sebagai istilah filsafat tidaklah sederhana karena bermacam-macam pandangan dan teori (epistemologi), diantaranya pandangan Aristoteles, bahwa pengetahuan merupakan pengetahuan yang dapat diinderai dan dapat merangsang budi. Dan oleh Bacon & David Home pengetahuan diartikan sebagai pengalaman indera dan batin. Menurut Imanuel Kant pengehuan merupakan persatuan antara budi dan pengalaman. Dari berbagai macam pandangan tentang pengetahuan diperoleh  sumber-sumber pengetahuan berupa ide, kenyataan, kegiatan akal-budi,  pengalaman, sintesis budi, atau meragukan karena tak adanya sarana untuk mencapai pengetahuan yang pasti.
Untuk membuktikan pengetahuan itu benar, perlu berpangkal pada teori kebenaran pengetahuan :
1.     Pengetahuan dianggap benar apabila dalil (proposisi) itu mempunyai hubungan dengan dalil (proposisi) yang terdahulu
2.     Pengetahuan dianggap benar apabila ada kesesuaian dengan kenyataan
3.     Pengetahuan dianggap benar apabila mempunyai konsekwensi praktis dalam diri yang mempunyai pengeahuan itu.
Ilmu pengetahuan pada dasarnya memiliki tiga komponen penyangga tubuh pengetahuan yang disusunnya yaitu ; ontologis, epistemologis, dan aksiologis. Epistemologis hanyalah merupakan cara bagaimana materi pengetahuan diperoleh dan disusun menjadi tubuh ilmu pengetahuan. Ontologis dapat diartikan hakekat apa yang dikaji oleh pengetahuan, sehingga jelas  ruang lingkup ujud yang menajdi objek penelaahannya. Atau dengan kata lain ontologism merupakan objek formal dari suatu pengetahuan. Komponen aksiologis adalah asas menggunakan ilmu pengetahuan atau fungsi dari ilmu pengetahuan.
Pembentukan ilmu akan berhadapan dengan objek yang merupakan bahan dalam penelitian, meliputi objek material sebagai bahan yang menadi tujuan penelitian bulat dan utuh, serta objek formal, yaitu sudut pandangan yang mengarah kepada persoalan yang menjadi pusat perhatian. Langkah-langkah dalam memperoleh ilmu dan objek ilmu meliputi rangkaian kegiatan dan tindakan. Dimulai dengan pengamatan, yaitu suatu kegiatan yang diarahkan kepada fakta yang mendukung apa yang dipikirkan untuk sistemasi, kemudian menggolong-golongkan dan membuktikan dengan cara berpikir analitis, sistesis, induktif dan deduktif. Yang terakhir ialah pengujian kesimpulan dengan menghadapkan fakta-fakta sebagai upaya mencari berbagai hal yang merupakan pengingkaran.
Untuk mencapai suatu pengetahuan yang ilmiah dan obyektif diperlukan sikap yang bersifat ilmiah, yang meliputi empat hal yaitu :
1.     Tidak ada perasaan yang bersifat pamrih sehingga menacapi pengetahuan ilmiah yang obeyktif
2.     Selektif, artinya mengadakan pemilihan terhadap problema yang dihadapi supaya didukung oleh fakta atau gejala, dan mengadakan pemilihan terhadap hipotesis yang ada
3.     Kepercayaan yang layak terhadap kenyataan yang tak dapat diubah maupun terhadap indera dam budi yang digunakan untuk mencapai ilmu
4.     Merasa pasti bahwa setiap  pendapat, teori maupun aksioma terdahulu telah mencapai kepastian, namun masih terbuka untuk dibuktikan kembali.
Permasalahan ilmu pengetahuan meliputi arti sumber, kebenaran pengetahuan, serta sikap ilmuwan itu sendiri sebagai dasar untuk langkah selanjutnya.
Teknologi
Dalam konsep yang pragmatis dengan kemungkinan berlaku secara akademis dapatlah dikatakan bahwa pengetahuan (body ofknowledge), dan teknologi sebagai suatu seni (state of arts ) yang mengandung pengetian berhubungan dengan proses produksi; menyangkut cara bagaimana berbagai sumber, tanah, modal, tenaga kerja dan ketrampilan dikombinasikan untuk merealisasi tujuan produksi. “secara konvensional mencakup penguasaan dunia fisik dan biologis, tetapi secara luas juga meliputi teknologi sosial, terutama teknoogi sosial pembangunan (the social technology of development) sehingga teknologi itu adalah merode sistematis untuk mencapai tujuan insani (Eugene Stanley, 1970).
Teknologi memperlihatkan fenomenanya alam masyarakat sebagai hal impersonal dan memiliki otonomi mengubah setiap bidang kehidupan manusia menjadi lingkup teknis. Jacques Ellul dalam tulisannya berjudul “the technological society” (1964) tidak mengatakan teknologi tetapi teknik, meskipun artinya sama. Menurut Ellul istilah teknik digunakan tidak hanya untuk mesin, teknologi atau prosedur untuk memperoleh hasilnya, melainkan totalitas  metode yang dicapai secara rasional dan mempunyai efisiensi (untuk memberikan tingkat perkembangan) dalam setiap bidang aktivitas manusia. Jadi teknologi penurut Ellul adalah berbagai usaha, metode dan cara untuk memperoleh hasil yang distandarisasi dan diperhingkan sebelumnya.
Fenomena teknik paa masyarakat ikini, menurut Sastrapratedja (1980) memiliki ciri-ciri sebagia berikut :
1.     Rasionalistas, artinya tindakan spontan oleh teknik diubah menjadi tindakan yang direncanakan dengan perhitungan rasional
2.     Artifisialitas, artinya selalu membuat sesuatu yang buatan tidak alamiah
3.     Otomatisme, artinya dalam hal metode, organisasi dan rumusan dilaksanakan secara otomatis. Demikian juga dengan teknik mampu mengeliminasikan kegiatan non teknis  menjadi kegiatan teknis
4.     Teknik berkembang pada suatu kebudayaan
5.     Monisme, artinya semua teknik bersatu, saling berinteraksi dan saling bergantung
6.     Universalisme, artinya teknik melampaui batas-batas kebudayaan dan ediologi, bahkan dapat menguasai kebudayaan
7.     otonomi artinya teknik berkembang menurut prinsip-prinsip sendiri.
Teknologi yang berkembang denan pesat meliputi berbagai bidang kehidupan manusia. Luasnya bidang teknik digambarkan sebagaia berikut :
1.     Teknik meluputi bidang ekonomi, artinya teknik mampu menghasilkan barang-barang industri. Dengan teknik, mampu mengkonsentrasikan capital sehingga terjadi sentralisasi ekonomi
2.     Teknik meliputi bidang organisasional seperti administrasi, pemerintahan, manajemen, hukum dan militer
3.     Teknik meliputi bidang manusiawi. Teknik telah menguasai seluruh sector kehidupan manusia, manusia semakin harus beradaptasi dengan dunia teknik dan tidak ada lagi unsur pribadi manusia yang bebas dari pengaruh teknik.
Alvin Tofler (1970) mengumpakana teknologi itu sebagai mesin yang besar atau sebuah akselarator (alat pemercepat) yang dahsyat, dan ilmu pengetahuan sebagai bahan bakarnya. Dengan meningkatnya ilmu pengetahuan secara kuantitatif dan kualtiatif, maka kiat meningkat pula proses akselerasi yagn ditimbulkan oleh mesinpengubah, lebih-lebih teknologi mampu menghasilkan teknologi yang lebih banyak dan lebih baik lagi.
Ilmu pengetahuan dan teknologi merupakan bagian-bagian yang dapat dibeda-bedakan, tetapi tidak dapat dipisah-pisahkan dari suatu sistem yang berinteraksi dengan sistem-sistem lain dalam kerangka nasional seperti kemiskinan.
Kemiskinan
Kemiskinan lazimnya dilukiskan sebagai kurangnya pendapatan untuk memenuhi kebutuhan hidup yang pokok. Dikatakan berada di bawah garis kemiskinan  apabila pendapatan tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan hidup yang paling pokok seperti pangan, pakaian, tempat berteduh, dan lain-lain. Garis kemiskinan yang menentukan batas minimum pendapatan yang diperlukan untuk memenuhi kebutuhan pokok, bisa dipengaruhi oleh tiga hal :
1.     Persepsi manusia terhadap kebutuhan pokok yang diperlukan
2.     Posisi  manusia dalam lingkungan sekitar
3.     Kebutuhan objectif manusia untuk bisa hidup secara manusiawi
Persepsi manusia terhadap kebutuhan pokok yang diperlukan dipengaruhi oleh tingkat pendidikan, adat istiadat, dan
Sistem nilai yang dimiliki. Dalamhal ini garis kemiskinan dapat tinggi atau rendah. Terhadap posisi manusia dalam lingkungan sosial, bukan ukuran kebutuhan pokok yang menentukan, melainkan bagaimana posisi pendapatannya ditengah-tengah masyarakat sekitarnya. Kebutuhan objektif manusia untuk bisa hidup secara manusiawi ditentukan oleh komposisi pangan apakah benilai gizi cukup dengan nilai protein dan kalori cukup sesuai dengan tingkat umur, jenis kelamin, sifat pekerjaan, keadaan iklim dan lingkungan yang dialaminya.
Kesemuanya dapat tersimpul dalam barang dan jasa dan tertuangkan dalam nilai uang sebgai patokan bagi penetapan pendapatan minimal yang diperlukan, sehingga garis kemiskinan ditentukan oleh tingkat pendapatan minilam ( versi bank dunia, dikota 75 $ dan desa 50 $AS perjiwa setahun, 1973) ( berapa sekarang ? ).
Berdasarkan ukuran ini maka mereka yang hidup dibawah garis kemiskinan memiliki cirri-ciri sebagai berikut :
1.     Tidak memiliki factor-faktor produksi sendiri seperti tanah, modal, ketrampilan. Dll
2.     Tidak memiliki kemungkinan untuk memperoleh asset produksi dengan kekuatan sendiri, seperti untuk memperoleh tanah garapan ataua modal usaha
3.     Tingkat pendidikan mereka rendah, tidak sampai taman SD
4.     Kebanyakan tinggal di desa sebagai pekerja bebas
5.     Banyak yang hidup di kota berusia muda, dan tidak mempunyai ketrampilan.
Kemiskinan menurut orang lapangan (umum) dapat dikatagorikan kedalam tiga unsure :
1.     Kemiskinan yang disebabkan handicap badaniah ataupun mental seseorang
2.     Kemiskinan yang disebabkan oleh bencana alam
3.     Kemiskinan  buatan. Yang  relevan dalam hal ini adalah kemiskinan buatan, buatan manusia terhadap manusia pula yang disebut kemiskinan structural. Itulah kemiskinan yang timbul oleh dan dari struktur-struktur  buatan manusia, baik struktur ekonomi, politik, sosial maupun cultural. Selaindisebabkan oleh hal – hal tersebut, juga dimanfaatkan oleh sikap “penenangan” atau “nrimo”, memandang kemiskinan sebagai nasib, malahan sebagai takdir Tuhan. Kemiskinan menjadi suatu kebudayaan atau subkultur, yang mempunya struktur dan way of life yang telah turun temurun melalui jalur keluarga. Kemiskinan (yagn membudaya) itu disebabkan oleh dan selama proses perubahan sosial secara fundamental, seperti transisi dari feodalisme ke kapitalisme, perubahan teknologi yang cepat, kolonialisme, dsb.obatnya tidak lain adalah revolusi yang sama radikal dan meluasnya.

4 hal sikap yang alamiah

               Pembentukan ilmu akan berhadapan dengan objek yang merupakan bahan dalam penelitian, meliputi objek material sebagai bahan yang menadi tujuan penelitian bulat dan utuh, serta objek formal, yaitu sudut pandangan yang mengarah kepada persoalan yang menjadi pusat perhatian. Langkah-langkah dalam memperoleh ilmu dan objek ilmu meliputi rangkaian kegiatan dan tindakan. Dimulai dengan pengamatan, yaitu suatu kegiatan yang diarahkan kepada fakta yang mendukung apa yang dipikirkan untuk sistemasi, kemudian menggolong-golongkan dan membuktikan dengan cara berpikir analitis, sistesis, induktif dan deduktif. Yang terakhir ialah pengujian kesimpulan dengan menghadapkan fakta-fakta sebagai upaya mencari berbagai hal yang merupakan pengingkaran.
Untuk mencapai suatu pengetahuan yang ilmiah dan obyektif diperlukan sikap yang bersifat ilmiah, yang meliputi empat hal yaitu :
1. Tidak ada perasaan yang bersifat pamrih sehingga menacapi pengetahuan ilmiah yang obeyktif
2. Selektif, artinya mengadakan pemilihan terhadap problema yang dihadapi supaya didukung oleh fakta atau    gejala, dan mengadakan pemilihan terhadap hipotesis yang ada
3. Kepercayaan yang layak terhadap kenyataan yang tak dapat diubah maupun terhadap indera dam budi yang   digunakan untuk mencapai ilmu
4. Merasa pasti bahwa setiap pendapat, teori maupun aksioma terdahulu telah mencapai kepastian, namun masih terbuka untuk dibuktikan kembali.

Permasalahan ilmu pengetahuan meliputi arti sumber, kebenaran pengetahuan, serta sikap ilmuwan itu sendiri sebagai dasar untuk langkah selanjutnya.

Study Kasus :

Kemiskinan dan Mitos Pembangunan
Oleh: Andi Haris (Dosen Sosiologi Fisip Unhas)


            Ahad 17 Oktober kemarin diperingati sebagai Hari Anti Kemiskinan. Sebagai salah satu fenomena sosial yang dihadapi oleh semua negara, kemiskinan merupakan bagian dari agenda pembangunan yang tak henti-hentinya menjadi wacana dan diskursus yang ramai didiskusikan oleh berbagai kalangan. 

           Menurut Badan Pusat Statistik (BPS), sampai Maret 2010 jumlah penduduk miskin di Indonesia mencapai 31,02 juta jiwa atau sekitar 13,3 persen dari jumlah penduduk. Angka ini mengalami penurunan 1,51 juta jiwa dibanding tahun Maret 2009 yang mencapai 32,53 juta orang. Selain itu,jumlah penduduk miskin di daerah perkotaan mengalami penurunan 0,81 juta jiwa atau 11,10 juta orang sampai Maret (2010) dari 11,91 juta di Maret 2009. Demikian halnya di daerah perdesaan telah mengalami penurunan 0,69 juta jiwa, atau dari 20,62 juta (Maret 2009) menjadi hanya 19,93 juta jiwa tahun ini. 
 
           Kemiskinan memang merupakan salah satu masalah sosial yang selalu ramai dan menarik untuk dibicarakan. Terlebih lagi dengan adanya kenaikan tarif dasar listrik yang terhitung mulai 1 Juli 2010 yang sangat berpengaruh terhadap kenaikan harga kebutuhan pokok. Ironisnya, rakyat miskinpun harus menghadapi berbagai persoalan yang tidak hanya terbatas pada bagaimana cara memenuhi kebutuhan itu melainkan juga pada masalah lain seperti kebutuhan akan pendidikan, perumahan dan pelayanan kesehatan yang layak. Oleh karena itu, wajar apabila kerap kali mengemuka informasi tentang betapa banyaknya keluarga miskin yang ikut antre berdesak-desakan demi mendapatkan bantuan sembako maupun pelayanan kesehatan gratis. Pertanyaannya, seperti apakah kemiskinan itu? Secara sederhana dapat dijelaskan bahwa kemiskininan dapat diartikan sebagai kelaparan, kekurangan gizi, pakaian dan perumahan yang tidak layak, tingkat pendidikan yang rendah, serta sedikit sekali kesempatan untuk memperoleh pelayanan kesehatan yang memadai. Adapun mengenai pembangunan dapat dilihat sebagai suatu perubahan yang semakin luas dari semua komponen yang ada dalam masyarakat. Salah satu tantangan yang dihadapi dalam pembangunan adalah persoalan transformasi eksternal masyarakat yang meliputi perubahan sosial, ekonomi dan teknologi yang acapkali tidak menguntungkan masyarakat dan bahkan banyak menimbulkan kesenjangan dan goncangan dalam tatanan kehidupan sosial ekonomi. Yang termasuk tantangan transformasi internal masyarakat mencakup tekanan pertambahan penduduk yang tidak diimbangi pertumbuhan ekonomi yang memadai. 

         Memang benar kalau berbagai program pembangunan yang telah dilaksanakan lebih berorientasi pada pemenuhan target tertentu sehingga sering pula tidak memperhatikan kelanjutan program pendidikan dan peningkatan kualitas sumber daya manusia serta pelembagaan pembangunan. Akibatnya, program pembangunan kurang berorientasi pada pemberdayaan, pelembagaan pembangunan dan peningkatan kemampuan dalam menciptakan kualitas sumber daya manusia yang memiliki kemandirian dan malah sebaliknya akan memperkuat ketergantungan sehingga implikasinya pada masih menumpuknya rakyat miskin. 

Konsekuensi logis dari semua ini adalah tujuan pembangunan untuk menciptakan kesejahteraan dalam semua aspek kehidupan masyarakat hanya akan menjadi mitos bagi keluarga miskin. Oleh sebab itu, ujung tombak hakikat pembangunan terletak pada peningkatan kualitas sumber daya manusia yang mandiri dan produktif didukung ilmu pengetahuan dan teknologi sebagai penggerak utama pembangunan. ( Baca Selengkapnya di sumber bawah ini. )

Sumber :
BUKU MDKU ILMU SOSIAL DASAR
Oleh : Harwantiyoko
Neltje F. Katuuk
Edisi Kedua cetakan pertama , Januari 1997.
Diterbitkan pertama kali oleh GUNADARMA 
http://isramrasal.wordpress.com/2009/12/26/ilmu-pengetahuan-teknologi-dan-kemiskinan
http://metronews.fajar.co.id/read/107637/19/kemiskinan-dan-mitos-pembangunan 

Ilmu Sosial Dasar BAB VIII

PERTENTANGAN-PERTENTANGAN SOSIAL DAN INTEGRASI MASYARAKAT
   
Kepentingan Individu Untuk Memperoleh Harga Diri


Kepentingan merupakan dasar dari timbulnya tingkah laku individu. Individu bertingkah laku karena ada dorongan untuk memenuhi individu itu sendiri. Jika individu berhasil dalam memenuhi kepentingannya, maka ia akan merasa puas dan sebaliknya kegagalan dalam memenuhi kepentingan ini akan banyak menimbullkan masalah baik bagi dirinya maupun bagi lingkungannya.

Pada umumnya secara pskologis dikenal ada dua jenis kepentingan dalam diri individu, yaitu kepentingan untuk memenuhi kebutuhan biologis dan kebutuhan sosial/pskologis. Oleh karena individu mengandung arti bahwa tidak ada dua orang individu yang sama persis didalam aspek pribadinya baik jasmani maupun rohani, maka dengan sendirinya timbul perbedaan individu dalam hal kepentingannya. Perbedaan tersebut secara garis besar disebabkan oleh dua faktor, yaitu faktor pembawaan dan lingkungan sosial sebagai komponen utama bagi terbentuknya keunikan individu. Perbedaan pembawaan akan memungkinkan perbedaan individu dalam hal kepentingannya, meskipun dengan lingkungan yang sama. Sebaliknya lingkungan yang berbeda akan memungkinkan timbulnya perbedaan individu dalam hal kepentingan meskipun pembawaannya sama.

Harga diri individu mempunyai pengaruh yang kuat terhadap perilaku yang ditampilkannya. Mc Dougall (1926) mengemukakan harga diri merupakan pengatur utama perilaku individu atau merupakan pemimpin bagi semua dorongan. Kepadanya bergantung kekuatan pribadi, tindakan dan integritas diri. Rosenberg (Gilmore, 1974) mengemukakan karakteristik individu yang memiliki harga diri mantap yaitu memiliki kehormatan dan menghargai diri sendiri seperti adanya. Sebaliknya, individu yang memiliki harga diri rendah cenderung memiliki sikap penolakan diri, kurang puas terhadap diri sendiri, dan merasa rendah diri. Harga diri merupakan salah satu kebutuhan penting manusia. Maslow dalam teori hierarki kebutuhannya menempatkan kebutuhan individu akan harga diri sebagai kebutuhan pada level puncak, sebelum kebutuhan aktualisasi diri. Dikemukakannya, most normal people have a need for self respect or self esteem and the esteem of others (Jordan et.al., 1979).
Balnadi Sutadipura (1983) menyebutkan bahwa kebutuhan harga diri merupakan kebutuhan seseorang untuk merasakan bahwa dirinya seorang yang patut dihargai dan dihormati sebagai manusia yang baik. Hal senada dikemukakan Abdul Aziz Ahayadi (1985) bahwaƂ kebutuhan harga diri sebagai kebutuhan seseorang untuk dihargai, diperhatikan dan merasa sukses. Dari kedua pendapat di atas dapat dimaknai, bahwa setiap individu normal pasti




Studi Kasus :



Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) tiba-tiba membatalkan rencana kunjungan kenegaraan ke Belanda, di menit-menit terakhir akan terbang ke Negara Kincir Angin itu. Presiden tidak terima dengan digelarnya sidang gugatan pemberontak Republik Maluku Selatan (RMS) di Pengadilan Den Haag yang mempersoalkan Hak Asasi Manusia (HAM) di Indonesia. Dalam gugatannya, RMS juga menuntut Presiden SBYditangkap. 
”Bagi Indonesia, bagi Saya, kalau sampai seperti itu, digelar pengadilan pada saat saya berkunjung ke sana, itu menyangkut harga diri kita sebagai bangsa, menyangkut harga diri kita sebagai bangsa. Oleh karena itu saya memutuskan untuk menunda kunjungan ini,” kata SBY di Bandara Halim Perdana Kusuma, Jakarta, kemarin.
SBY mengatakan, adalah hal biasa jika kunjungan presiden disambut unjuk rasa dan ancaman keamanan. ”Tapi yang tidak bisa saya terima adalah ketika Presiden RI berkunjung ke Den Haag, Belanda, atas undangan Ratu Belanda, dan juga PM Belanda, pada saat itulah digelar sebuah pengadilan yang antara lain untuk menuntut ditangkapnya Presiden RI,” kata SBY.
Gugatan kepada SBY pertama kali diumumkan Presiden RMS John Wattilete, yang juga seorang advokat, melalui teleteks di televisi publik NOS, Sabtu (2/10). Tuntutan penangkapan disampaikan melalui kort geding (prosedur dipercepat) ke pengadilan. Percepatan proses pengadilan itu membuat sidang digelar bersamaan dengan rencana kunjungan SBY ke Belanda.
Presiden berpendapat, jika kunjungan ke Belanda tetap dilakukan, justru akan menimbulkan situasi psikologis yang tidak baik. Ia mengatakan, hubungan Indonesia dan Belanda sudah cukup baik. ”Saya berharap semestinya kunjungan seperti ini tidak diganggu oleh sebuah atau kegiatan yang kontraproduktif dan bisa menimbulkan salah terima dari bangsa kita, bangsa Indonesia,” ujarnya.
Penundaan dilakukan tanpa disertai kepastian rencana berikutnya. SBY hanya mengatakan, pemerintah menunggu situasi jernih sehingga tidak timbulkan salah paham bagi rakyat Indonesia. ”Karena niat kita sebenarnya ingin tingkatkan kerjasama,” katanya.
”Saya tahu bahwa pengadilan adalah pengadilan. Tapi ini adalah bukan pengadilan biasa, bukan kejahatan, menuntut harga diri bangsa Indonesia,” tambah SBY.
Staf Khusus Presiden Bidang Bidang Hubungan Internasional Teuku Faizasyah mengatakan, sebenarnya pemerintah tetap menghormati proses peradilan di Belanda. Hanya saja, timing pengadilan tersebut dinilai tidak tepat. ”Tidak tepat timing-nya, prosesnya, kemudian akan mempersulit posisi pemerintah Belanda sendiri,” kata Faizasyah.
Juru Bicara Presiden Julian Aldrin Pasha mengatakan, pemerintah Belanda telah menjamin imunitas atau kekebalan hukum untuk SBY. ”Tapi dampak politis dari pemberitaan di mana kemudian itu diputuskan dari lembaga pengadilan di sana, itu akan membuat suatu situasi yang tidak menguntungkan dan tidak baik juga untuk harga diri dan kehormatan kita,” kata Julian. Dia mengatakan, jika proses pengadilan tidak dilakukan bersamaan dengan kunjungan, Presiden masih mungkin tidak melakukan pembatalan.
Ketua SETARA Institute Hendardi mengatakan, pembatalan kunjungan presiden ke Belanda merupakan preseden buruk dan memalukan, karena ketakutan atas sebuah proses peradilan. ”Pembatalan ini sekaligus memberi ruang bagi RMS untuk semakin aktif propaganda dan kampanye,” kata Hendardi. Hendardi mengatakan, bangsa Indonesia justru sangat dirugikan oleh implikasi yang timbul dari keputusan SBY.



Rombongan Sudah Sempat Naik Pesawat
        Jarum jam kemarin sudah menunjuk pukul 13.30 WIB. Seharusnya, pesawat Airbus Garuda Indonesia yang akan ditumpangi presiden dan rombongan, sudah lepas landas dari Bandara Halim Perdanakusuma, Jakarta. Namun, Presiden SBY tak kunjung keluar dari ruang VVIP. Padahal, sebelum berangkat memenuhi undangan Ratu Belanda, SBY dijadwalkan lebih dulu menggelar konferensi pers.
Para wartawan yang sudah masuk ke ruang tunggu VVIP pada 12.30, diminta keluar lagi. Alasannya, untuk sterilisasi keamanan. Tiba-tiba, sekitar pukul 14.00, sejumlah Paspampres sibuk mengambili barang-barang dari pesawat. Jas dengan label RI-1 dan beberapa tas juga dikeluarkan. Sementara, seluruh rombongan yang akan berangkat ke Belanda sudah menunggu di pesawat hampir 1,5 jam. Kabar berseliweran. Mulai dari penundaan keberangkatan, hingga pembatalan kunjungan. Ketika beberapa tas di kabin mulai diturunkan, informasi awal yang didapat para penumpang di pesawat adalah untuk dipindahkan bagasi.
            Karena simpang-siur, para penumpang di pesawat mulai resah. Mereka akhirnya meminta pramugari mulai menyajikan makanan. ”Kami minta pop mie saja,” kata salah seorang juru kamera televisi, sambil tertawa. Sementara itu, di sekitar ruang tunggu VVIP juga mulai gaduh. Mesin mobil dinas RI-1 mulai dinyalakan. Sopir presiden juga sibuk membersihkan kaca mobil. Iring-iringan mobil pengawal sudah membentuk formasi menunggu presiden. Akhirnya, sekitar pukul 14.30, SBY keluar dari ruang tunggu utama VVIP, ditemani Ibu Negara Ani Yudhoyono. Presiden menuju podium garuda yang sudah disiapkan untuk konferensi pers. Namun, dia tak segera memulai pidato. SBY meminta mikrofon stasiun televisi dipasang di podium. Mungkin, agar kesan banyak diliput televisi menjadi tampak. Sejumlah juru kamera televisi menggerutu, karena kabel mikrofonnya tak mampu menjangkau podium. Beberapa menit kemudian, SBY memulai pidato yang mengungkapkan penundaan kunjungan ke Belanda. Usai berpidato, Presiden dan Ibu Negara langsung memasuki mobil dinasnya menuju kediaman pribadi di Puri Cikeas, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Sementara para rombongan mulai turun dari pesawat. Lalu yang di sekitar ruang tunggu VVIP, menyalami mereka sambil bercanda, “Selamat datang kembali ke Indonesia”.

Presiden Tak Bisa Ditangkap Ketika Berkunjung
Pengamat hukum internasional Hikmahanto Juwana mengatakan, penundaan lawatan yang sebetulnya akan banyak memberikan manfaat bagi Indonesia ini, jelas menimbulkan pertanyaan mengenai kinerja Kementerian Luar Negeri.”Kepala Negara jelas dalam hukum internasional, dia akan mendapatkan immunity atau kekebalan saat melakukan kunjungan ke negara lain. Ini semua sudah sampai Halim (Lanud Halim Perdanakusumah), bagaimana ini komunikasi Kementerian Luar Negeri kita dengan pihak Belanda,” ujarnya, kemarin, (5/10). Menurut dia, penundaan keberangkatan di menit-menit akhir seperti tindakan menampar diri sendiri. Pemerintah Indonesia malu, sedangkan pemerintah Belanda juga mempertanyakan mengapa Indonesia tidak percaya dengan pengamanan yang mereka berikan. “Kalau SBY mengatakan penundaan pada sehari sebelumnya tidak masalah, nah ini last minute benar. Kalau alasannya karena pengadilan gugatan RMS, ini terlalu kecil. Apalagi katanya ini pengadilan biasa. Kalau mau tunda kenapa tidak dari kemarin,” sambung profesor dari Universitas Indonesia ini. Hikmahanto juga menambahkan, pemberitahuan resmi penundaan kedatangan pemerintah Indonesia harus segera disampaikan kepada pemerintah Belanda. Alasan yang disampaikan harus benar-benar logis, tidak mengada-ada, sehingga tidak akan ditertawakan negara lain. ”Obama (Presiden AS) juga beberapa kali batal ke Indonesia, tapi itu kan karena kerjaan di dalam negeri dan bukan dilakukan di menit-menit akhir,” jelasnya.
Sumber :
 http://metronews.fajar.co.id/read/107637/19/kemiskinan-dan-mitos-pembangunan 

Ilmu Sosial Dasar BAB VIII

Kepentingan merupakan dasar dari timbulnya tingkah laku individu. Individu bertingkah laku karena ada dorongan untuk memenuhi individu itu sendiri. Jika individu berhasil dalam memenuhi kepentingannya, maka ia akan merasa puas dan sebaliknya kegagalan dalam memenuhi kepentingan ini akan banyak menimbullkan masalah baik bagi dirinya maupun bagi lingkungannya.

Pada umumnya secara pskologis dikenal ada dua jenis kepentingan dalam diri individu, yaitu kepentingan untuk memenuhi kebutuhan biologis dan kebutuhan sosial/pskologis. Oleh karena individu mengandung arti bahwa tidak ada dua orang individu yang sama persis didalam aspek pribadinya baik jasmani maupun rohani, maka dengan sendirinya timbul perbedaan individu dalam hal kepentingannya. Perbedaan tersebut secara garis besar disebabkan oleh dua faktor, yaitu faktor pembawaan dan lingkungan sosial sebagai komponen utama bagi terbentuknya keunikan individu. Perbedaan pembawaan akan memungkinkan perbedaan individu dalam hal kepentingannya, meskipun dengan lingkungan yang sama. Sebaliknya lingkungan yang berbeda akan memungkinkan timbulnya perbedaan individu dalam hal kepentingan meskipun pembawaannya sama.

Harga diri individu mempunyai pengaruh yang kuat terhadap perilaku yang ditampilkannya. Mc Dougall (1926) mengemukakan harga diri merupakan pengatur utama perilaku individu atau merupakan pemimpin bagi semua dorongan. Kepadanya bergantung kekuatan pribadi, tindakan dan integritas diri. Rosenberg (Gilmore, 1974) mengemukakan karakteristik individu yang memiliki harga diri mantap yaitu memiliki kehormatan dan menghargai diri sendiri seperti adanya. Sebaliknya, individu yang memiliki harga diri rendah cenderung memiliki sikap penolakan diri, kurang puas terhadap diri sendiri, dan merasa rendah diri. Harga diri merupakan salah satu kebutuhan penting manusia. Maslow dalam teori hierarki kebutuhannya menempatkan kebutuhan individu akan harga diri sebagai kebutuhan pada level puncak, sebelum kebutuhan aktualisasi diri. Dikemukakannya, most normal people have a need for self respect or self esteem and the esteem of others (Jordan et.al., 1979).

Balnadi Sutadipura (1983) menyebutkan bahwa kebutuhan harga diri merupakan kebutuhan seseorang untuk merasakan bahwa dirinya seorang yang patut dihargai dan dihormati sebagai manusia yang baik. Hal senada dikemukakan Abdul Aziz Ahayadi (1985) bahwaƂ kebutuhan harga diri sebagai kebutuhan seseorang untuk dihargai, diperhatikan dan merasa sukses. Dari kedua pendapat di atas dapat dimaknai, bahwa setiap individu normal pasti
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) tiba-tiba membatalkan rencana kunjungan kenegaraan ke Belanda, di menit-menit terakhir akan terbang ke Negara Kincir Angin itu. Presiden tidak terima dengan digelarnya sidang gugatan pemberontak Republik Maluku Selatan (RMS) di Pengadilan Den Haag yang mempersoalkan Hak Asasi Manusia (HAM) di Indonesia. Dalam gugatannya, RMS juga menuntut Presiden SBYditangkap. 
”Bagi Indonesia, bagi Saya, kalau sampai seperti itu, digelar pengadilan pada saat saya berkunjung ke sana, itu menyangkut harga diri kita sebagai bangsa, menyangkut harga diri kita sebagai bangsa. Oleh karena itu saya memutuskan untuk menunda kunjungan ini,” kata SBY di Bandara Halim Perdana Kusuma, Jakarta, kemarin.
SBY mengatakan, adalah hal biasa jika kunjungan presiden disambut unjuk rasa dan ancaman keamanan. ”Tapi yang tidak bisa saya terima adalah ketika Presiden RI berkunjung ke Den Haag, Belanda, atas undangan Ratu Belanda, dan juga PM Belanda, pada saat itulah digelar sebuah pengadilan yang antara lain untuk menuntut ditangkapnya Presiden RI,” kata SBY.
Gugatan kepada SBY pertama kali diumumkan Presiden RMS John Wattilete, yang juga seorang advokat, melalui teleteks di televisi publik NOS, Sabtu (2/10). Tuntutan penangkapan disampaikan melalui kort geding (prosedur dipercepat) ke pengadilan. Percepatan proses pengadilan itu membuat sidang digelar bersamaan dengan rencana kunjungan SBY ke Belanda.
Presiden berpendapat, jika kunjungan ke Belanda tetap dilakukan, justru akan menimbulkan situasi psikologis yang tidak baik. Ia mengatakan, hubungan Indonesia dan Belanda sudah cukup baik. ”Saya berharap semestinya kunjungan seperti ini tidak diganggu oleh sebuah atau kegiatan yang kontraproduktif dan bisa menimbulkan salah terima dari bangsa kita, bangsa Indonesia,” ujarnya.
Penundaan dilakukan tanpa disertai kepastian rencana berikutnya. SBY hanya mengatakan, pemerintah menunggu situasi jernih sehingga tidak timbulkan salah paham bagi rakyat Indonesia. ”Karena niat kita sebenarnya ingin tingkatkan kerjasama,” katanya.
”Saya tahu bahwa pengadilan adalah pengadilan. Tapi ini adalah bukan pengadilan biasa, bukan kejahatan, menuntut harga diri bangsa Indonesia,” tambah SBY.
Staf Khusus Presiden Bidang Bidang Hubungan Internasional Teuku Faizasyah mengatakan, sebenarnya pemerintah tetap menghormati proses peradilan di Belanda. Hanya saja, timing pengadilan tersebut dinilai tidak tepat. ”Tidak tepat timing-nya, prosesnya, kemudian akan mempersulit posisi pemerintah Belanda sendiri,” kata Faizasyah.
Juru Bicara Presiden Julian Aldrin Pasha mengatakan, pemerintah Belanda telah menjamin imunitas atau kekebalan hukum untuk SBY. ”Tapi dampak politis dari pemberitaan di mana kemudian itu diputuskan dari lembaga pengadilan di sana, itu akan membuat suatu situasi yang tidak menguntungkan dan tidak baik juga untuk harga diri dan kehormatan kita,” kata Julian. Dia mengatakan, jika proses pengadilan tidak dilakukan bersamaan dengan kunjungan, Presiden masih mungkin tidak melakukan pembatalan.
Ketua SETARA Institute Hendardi mengatakan, pembatalan kunjungan presiden ke Belanda merupakan preseden buruk dan memalukan, karena ketakutan atas sebuah proses peradilan. ”Pembatalan ini sekaligus memberi ruang bagi RMS untuk semakin aktif propaganda dan kampanye,” kata Hendardi. Hendardi mengatakan, bangsa Indonesia justru sangat dirugikan oleh implikasi yang timbul dari keputusan SBY.

Rombongan Sudah Sempat Naik Pesawat
        Jarum jam kemarin sudah menunjuk pukul 13.30 WIB. Seharusnya, pesawat Airbus Garuda Indonesia yang akan ditumpangi presiden dan rombongan, sudah lepas landas dari Bandara Halim Perdanakusuma, Jakarta. Namun, Presiden SBY tak kunjung keluar dari ruang VVIP. Padahal, sebelum berangkat memenuhi undangan Ratu Belanda, SBY dijadwalkan lebih dulu menggelar konferensi pers.
Para wartawan yang sudah masuk ke ruang tunggu VVIP pada 12.30, diminta keluar lagi. Alasannya, untuk sterilisasi keamanan. Tiba-tiba, sekitar pukul 14.00, sejumlah Paspampres sibuk mengambili barang-barang dari pesawat. Jas dengan label RI-1 dan beberapa tas juga dikeluarkan.
Sementara, seluruh rombongan yang akan berangkat ke Belanda sudah menunggu di pesawat hampir 1,5 jam. Kabar berseliweran. Mulai dari penundaan keberangkatan, hingga pembatalan kunjungan. Ketika beberapa tas di kabin mulai diturunkan, informasi awal yang didapat para penumpang di pesawat adalah untuk dipindahkan bagasi.
            Karena simpang-siur, para penumpang di pesawat mulai resah. Mereka akhirnya meminta pramugari mulai menyajikan makanan. ”Kami minta pop mie saja,” kata salah seorang juru kamera televisi, sambil tertawa.
Sementara itu, di sekitar ruang tunggu VVIP juga mulai gaduh. Mesin mobil dinas RI-1 mulai dinyalakan. Sopir presiden juga sibuk membersihkan kaca mobil. Iring-iringan mobil pengawal sudah membentuk formasi menunggu presiden.
Akhirnya, sekitar pukul 14.30, SBY keluar dari ruang tunggu utama VVIP, ditemani Ibu Negara Ani Yudhoyono. Presiden menuju podium garuda yang sudah disiapkan untuk konferensi pers. Namun, dia tak segera memulai pidato. SBY meminta mikrofon stasiun televisi dipasang di podium. Mungkin, agar kesan banyak diliput televisi menjadi tampak. Sejumlah juru kamera televisi menggerutu, karena kabel mikrofonnya tak mampu menjangkau podium.
Beberapa menit kemudian, SBY memulai pidato yang mengungkapkan penundaan kunjungan ke Belanda. Usai berpidato, Presiden dan Ibu Negara langsung memasuki mobil dinasnya menuju kediaman pribadi di Puri Cikeas, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Sementara para rombongan mulai turun dari pesawat. Lalu yang di sekitar ruang tunggu VVIP, menyalami mereka sambil bercanda, “Selamat datang kembali ke Indonesia”.

Presiden Tak Bisa Ditangkap Ketika Berkunjung
Pengamat hukum internasional Hikmahanto Juwana mengatakan, penundaan lawatan yang sebetulnya akan banyak memberikan manfaat bagi Indonesia ini, jelas menimbulkan pertanyaan mengenai kinerja Kementerian Luar Negeri.”Kepala Negara jelas dalam hukum internasional, dia akan mendapatkan immunity atau kekebalan saat melakukan kunjungan ke negara lain. Ini semua sudah sampai Halim (Lanud Halim Perdanakusumah), bagaimana ini komunikasi Kementerian Luar Negeri kita dengan pihak Belanda,” ujarnya, kemarin, (5/10).
Menurut dia, penundaan keberangkatan di menit-menit akhir seperti tindakan menampar diri sendiri. Pemerintah Indonesia malu, sedangkan pemerintah Belanda juga mempertanyakan mengapa Indonesia tidak percaya dengan pengamanan yang mereka berikan.
“Kalau SBY mengatakan penundaan pada sehari sebelumnya tidak masalah, nah ini last minute benar. Kalau alasannya karena pengadilan gugatan RMS, ini terlalu kecil. Apalagi katanya ini pengadilan biasa. Kalau mau tunda kenapa tidak dari kemarin,” sambung profesor dari Universitas Indonesia ini.
Hikmahanto juga menambahkan, pemberitahuan resmi penundaan kedatangan pemerintah Indonesia harus segera disampaikan kepada pemerintah Belanda. Alasan yang disampaikan harus benar-benar logis, tidak mengada-ada, sehingga tidak akan ditertawakan negara lain. ”Obama (Presiden AS) juga beberapa kali batal ke Indonesia, tapi itu kan karena kerjaan di dalam negeri dan bukan dilakukan di menit-menit akhir,” jelasnya.





Rabu, 24 November 2010

Ilmu Sosial Dasar BAB VII

Ilmu Sosial Dasar BAB VII

Masyarakat perkotaan dan masyarakat pedesaan

A. Pengertian masyarakat
    
Ada beberapa pendapat yang dikemukakan oleh para ahli tentang definisi dari masyarakat, yaitu :
  1. R. Linton ( seorang ahli antropologi ) mengemukakan, bahwa masyarakat adalah setiap kelompok manuasia yang telah cukup lama hidup dan bekerjasama, sehinggamereka ini dapat mengorganisasikan dirinya, berfikir tentang dirinya dalam satu kesatuan social dengan batas-batas tertentu.
  2. M.J. Herskovits mengatakan bahwa, masyarakat adalah kelompok individu yang diorganisasikan dan mengikuti satu cara hidup tertentu.
  3. J.L. Gillin dan J.P. Gillin mengatakan bahwa, masyarakayt adalah kelmpok manusia terbesar dan mempnyai kebiasaan, tradsi, sikap da perasaan persatuan yang sama.

Masyarakat dibagi menjadi dua tipe, yaitu masyarakat perkotaan dan masyarakat pedesaan. Masyarakat perkotaan dan pedesaan bukanlah dua komunitas yang terpisah sama sekali. Bahkan dalam keadaan yang wajar diantara keduanya terdapat hubungan yang erat, bersifat ketergantungan, karena diantara mereka saling membutuhkan. Kota tergantung pada desa dalam memenuhi kebutuhan warganya akan bahan-bahan pangan seperti beras, sayur mayur, daging, dan ikan. Desa juga merupakan sumber tenaga kasar bagi jenis-jenis pekerjaan tertentu di kota misalnya saja buruh bangunan dalam proyek-proyek perumahan, proyek pembangunan atau perbaikan jalan raya atau jembatan. Mereka biasanya adalah pekerja-pekerja musiman. Sebaliknya, kota menghasilkan barang-barang yang juga diperlukan oleh orang desa seperti bahan-bahan pakaian, alat dan obat pembasmi hama pertanian, minyak tanah, dan obat-obatan untuk memelihara kesehatan dan transportasi. Dalam kenyataannya dalam hal tersebut kadang-kadang tidak terwujud karena adanya beberapa pembatas. Jumlah penduduk semakin meningkat, tidak terkecuali di pedesaan. Padahal luas lahan pertanian dan tanah sulit bertambah, terutama di daerah yang sudah lama berkembang di pulau jawa. Peningkatan jumlah penduduk tanpa diimbangi dengan perluasan kesempatan kerja ini pada akhirnya berakibat bahwa di pedesaan terdapat banyak orang yang tidak mempunyai mata pencaharian tetap. Mereka merupakan pengangguran, baik sebagai pengangguran penuh ataupun setengah penuh.

Ciri-ciri masyarakat perkotaan
a.       Kehidupan masyarakatny sangat kompleks.
b.      Tingkat kehidupan keagamaan mulai berkurang.
c.       Ketergantungan dan keperdulian terhadap orang lain menurun atau hidup mandiri.
d.      Keluarganya sukar untuk disatukan, sebab terdapat perbedaan kepentingan, paham politik dan agama.
e.       Pembagian kerja diantara warga-warga kota jg lbh tegas dan mempunyai batas-batas yang nyata.
f.        Kesempatan kerja lebih luas dan jenis pekerjaanpun beraneka ragam.
g.       Jalan pikiran masyarakatny lebih rasional.
h.       Waktu menjadi hal yang penting karena segala sesuatu dihargai dengan waktu.
i.         Memiliki teknologi yang maju.
j.        Transportasi yang serba cepat.

Ciri-ciri masyarakat pedesaan
a.       kehidupan keagamaan masih sangat kental dan kuat.
b.      tingkat keperdulian masih sangat besar.
c.       sifat gotong royong masih terus terjaga.
d.      hubungan kekeluargaannya masih sangat tinggi sehingga sukar untuk dipisahkan.
e.       pembagian kerja diantara warga-warga lebih tegas dan tidak mempunyai batas-batas yg nyata.
f.        jenis pekerjaan yang kurang beranekaragam.
g.       alat transportasi yang belum memadai.
h.       informasi perkembangan teknologi yang lambat.

Studi kasus :
Kota tergantung pada desa dalam memenuhi kebutuhan warganya akan bahan-bahan pangan seperti beras, sayur mayur, daging, dan ikan. Desa juga merupakan sumber tenaga kasar bagi jenis-jenis pekerjaan tertentu di kota misalnya saja buruh bangunan dalam proyek-proyek perumahan, proyek pembangunan atau perbaikan jalan raya atau jembatan. Mereka biasanya adalah pekerja-pekerja musiman. Sebaliknya, kota menghasilkan barang-barang yang juga diperlukan oleh orang desa seperti bahan-bahan pakaian, alat dan obat pembasmi hama pertanian, minyak tanah, dan obat-obatan untuk kesehatan.

Opini :
Manusia itu mahluk social yng salig bergantung satu sama lain, maka tidak ada perbedaan antara masyarakat kota dan masyarakat desa, karena mereka saling bergamtung unuk melangsungkan hidup mereka.

sumber : (http://vandredi-blog.blogspot.com/2010/02/masyarakat-perkotaan-dan-    perkotaan.html, http://abdiputro.blogspot.com/2010/03/masyarakat-perkotaan-dan-pedesaan.html, http://elearning.gunadarma.ac.id/docmodul/mkdu_isd/bab7-masyarakat_pedesaan_dan_masyarakat_perkotaan.pdf)