Senin, 05 November 2012

CONTOH EJAAN YANG DISEMPURNAKAN


BUNUH DIRI DIKALANGAN REMAJA

Dari waktu ke waktu jumlah kasus bunuh diri terus bertambah. Tidak hanya dikalangan orang dewasa tetapi juga terjadi pada remaja bahkan anak-anak. Sebenarnya tidak seorangpun yang menginginkan seperti ini tetapi keinginan manusia sering kali diarahkan oleh banyak faktor yang terjadi diluar kendali kita sendiri sampai akhirnya seseorang tiba pada keyakinan bahwa bunuh diri justru adalah jalan terbaik untuk menyelesaikan masalahnya. Bagaimana hal itu bisa terjadi? Dan bagaimana menghindarinya.

Ibu muda itu menjerit-jerit. Hanya dalam hitungan detik, dia lemas dan jatuh pingsan. Tetangga yang mendengar teriakannya berdatangan. Dalam rumah keluarga berada itu tersaji pemandangan yang sangat tragis. Sang ibu jatuh pingsan di bawah mayat abaknya yang sedang tergantung dengan lidah menjulur dan wajah membiru masih dengan seragam sekolah. Beritapun cepat menyebar. Anak kelas 3 SMP tewas bunuh diri. Apa yang sesungguhnya terjadi? Sangat irunis karena ternyata remaja ini nekat bunuh diri hanya karena kalah bersaing dengan saudaranya dalam hal rangking di sekolah. “biasanya, dia rangking satu, tetapi belakangan rangkingnya turun. Dia jadi malu” ujar ibunya kepada pers.

Linda Utami, siswi kelas 2 SLTPN 12 Jakarta nekat mengakhiri hidupnya dengan cara menggantung diri di kamar tidurnya. Warga jalan Nipah, Prapanca, Kebayoran baru ini, menurut orang tuanya malu karena sering diejek teman sekolahnya karena tidak naik kelas. Masih tragedi yang sama, seorang siswa kelas 6 SD bernama Aman, juga nekat mengakhiri hidupnya dengan menggantung diri setelah sebelumnya meminum racun tikus. Namun untunglah nyawa Aman masih bisa diselamatkan. Dia nekat hampir mengakhiri hidupnya karena malu, orang tuanya tidak bisa memberikan dia uang Rp150.000 untuk ujian akhir dan biaya perpisahan sekolahnya. Lalu ada kasus Jonathan di Malang. Siswa SMA ini konon nekat mengakhiri hidupnya gara-gara putus cinta. Hal ini menunjukkan bunuh diri dikalangan remaja kini seolah menjadi trend.

Bacaan di atas terdiri atas empat paragraf. Marilah kita analisis satu paragraf untuk melihat kesalahan penggunaan EYD

Dari waktu ke waktu jumlah kasus bunuh diri terus bertambah. Tidak hanya dikalangan orang dewasa tetapi juga terjadi pada remaja bahkan anak-anak. Sebenarnya tidak seorangpun yang menginginkan seperti ini tetapi keinginan manusia sering kali diarahkan oleh banyak faktor yang terjadi diluar kendali kita sendiri sampai akhirnya seseorang tiba pada keyakinan bahwa bunuh diri justru adalah jalan terbaik untuk menyelesaikan masalahnya. Bagaimana hal itu bisa terjadi? Dan bagaimana menghindarinya.

Dalam paragraf di atas ada beberapa kesalahan penerapan EYD, yaitu penulisan kata dikalangan, seorangpun, dan diluar seharusnya dipisahkan, penulisan kata sering kali seharusnya digabungkan, dan sebelum kata tetapi seharusnya diberi tanda baca koma.


Materi pengajaran 
Drs. Abdul Hamid