Model
desain organisasi atau struktur organisasi adalah mekanisme-mekanisme formal
pengelolaan suatu organisasi yang menunjukkan kerangka dan susunan perwujudan
pola tetap hubungan-hubungan di antara fungsi-fungsi, bagian-bagian atau
posisi-posisi maupun orang-orang yang menunjukkan kedudukan, tugas wewenang dan
tanggung jawab yang berbeda-beda dalam suatu organisasi. Disain mengandung
unsur-unsur spesialisasi kerja, standardisasi, koordinasi, sentralisasi,
desentralisasi dalam pembuatan keputusan dan besaran satuan kerja.
Pada penerapannya, model
desain orgranisasi terdiri dari 2 model, yaitu
1. Desain
organisasi Mekanistik
2. Desain
organisasi orgranik
A. Model Mekanistik
Merupakan
desain organisasi menekankan pada kepentingan pencapaian produksi yang tinggi
dan efisien melalui penggunaan aturan dan prosedur yang ekstensif, sentralisasi
wewenang, dan spesialisasi tenaga kerja yang tinggi.
Empat
prinsip fungsi manajemen organisasi menurut Henri Fayol yang relevan dalam
memahami model mekanistik.
a.
Prinsip Spesialisasi
Henri Fayol
menetapkan spesialisasi sebagai alat yang terbaik untuk memanfaatkan individu
dan kelompok individu. Metode ini seperti standar kerja dan studi gerak dan
waktu, menekankan sisi dimensi teknis (bukan perilaku).
b.
Prinsip Kesatuan Arah
Menurut
prinsip ini, pekerjaan harus dikelompokkan menurut bidang spesialisasi.
Perekayasa harus dikelompokkan dengan perekayasa, wirajual dengan wirajual,
akuntan dengan akuntan. Dasar depatementalisasi yang relatif banyak
mengimplementasikan prinsip ini adalah dasar fungsional.
c.
Prinsip Wewenang dan Tanggung Jawab
Henri Fayol
percaya bahwa seorang manajer sebaiknya diberikan wewenang yang cukup guna
menjalankan tanggung jawab tugasnya. Karena tanggung jawab manajer puncak
dipandang sangat penting bagi masa depan organisasi dibanding manajemen yang
lebih rendah, penerapan prinsip tidak dapat dielakkan lagi mengarah pada
wewenang sentralisasi. Wewenang sentralisasi memandang bahwa hasil secara
logika bukan hanya karena tanggung jawab yang lebih besar dari manajemen
puncak, tetapi juga karena kerja pada tingkat ini lebih komplek, jumlah pekerja
yang terlibat lebih besar, dan hubungan antara tindakan serta hasil menjadi
jauh.
d.
Prinsip Rantai Berjenjang
Hasil yang
wajar dalam mengimplementasikan tiga prinsip yakni suatu rantai hubungan
berjenjang manajer dari wewenang yang paling tinggi hingga yang lebih rendah.
Rantai berjenjang adalah rute semua komunikasi vertikal dalam organisasi. Semua
komunikasi dari tingkat terendah harus melewati masing-masing atasan dalam
suatu lintas komando. Bersamaa, komunikasi dari puncak harus melalui
masing-masing bawahan sampai mancapai tingkat yang dituju.
Max Weber
membuat kontribusi penting terhadap model mekanistik. Ia menjelaskan aplikasi
model mekanistik dan istilah birokrasi.
Birokrasi
mempunyai berbagai makna. Penggunaan tradisional adalah konsep ilmu politik
kantor pemerintah tetapi tanpa partisipasi oleh pemerintah. Dalam istilah orang
awam, birokrasi diartikan pada konsekuensi negatif dari organisasi yang lebih
besar, seperti pita merah yang berlebih, keterlambatan prosedural, dan
frustasi. Tetapi dalam pandangan Max Weber, birokrasi ditujukan pada cara
tertentu dalam mengorganisis suatu kumpulan aktiivtas. Minat Weber dalam
birokrasi mencerminkan kepeduliannya dalam hal cara masyarakat mengembangkan
hirarki pengendalian sehingga satu kelompok bisa mendominasi kelompok lain.
Desain organisasi melibatkan dominasi wewenang dimana wewenang mengkaitkan
legitimasi untuk meminta kepatuhan dari pihak lain. Pencariannya akan bentuk
dominasi yang berkembang di masyarakat menuntunnya untuk mempelajari struktur
birokrasi.
Menurut
Weber, struktur birokrasi adalah “superior dari bentuk lainnya dalam ketepatan,
dalam stabilitas, dalam ketentuan disiplin dan kendalanya. Hal ini memungkinkan
kemampuan perhitungan hasil yang tinggi bagi pimpinan organisasi dan bagi
mereka jabatannya”. Birokrasi membandingkan pada organisasi lain “seperti mesin
dengan moda produksi non mekanikal”. Kata ini menangkap esensi model mekanistik
dari desain organisasi.
Untuk
mencapai manfaat maksimum dari desain birokrasi, Weber percaya bahwa organisasi
harus mempunyai karakteristik sebagai berikut:
1. Semua tugas akan dibagi dalam
pekerjaan-pekerjaan yang sangat spesialis. Melalui spesialisasi, pemegang kerja
menjadi ahli dalam pekerjaan mereka, dan manajemen bisa meminta mereka
bertanggung jawab atas efektivitasprestasi tugas-tugas mereka.
2. Masing-masing tugas dikerjakan menurut
suatu sistem dengan aturan abstrak untuk menjamin kesatuan dan koordinasi dari
tugas-tugas yang berbeda. Rasionalnya dari praktik ini adalah manajer dapat
menghilangkan ketidakpastian kinerja tugas karena perbedaan individu.
3. Masing-masing anggota atau kantor suatu
organisasi bertanggunga jawab atas kinerja pekerjaan untuk satu dan hanya satu
manajer. Manajer memiliki wewenag mereka karena pengetahuan dan didelegasikan
dari hirarki puncak. Rantai komando yang tetap ada.
4. Masing-masing karyawan organisasi
berhubungan dengan karyawan lain, dan klien dalam bentuk non pribadi,
sisi formal, menjaga jarak sosial dengan bawahan dan pelanggan. Tujuan
dari praktik ini adalah menjamin bahwa kepribadian dan favoritisme tidak
mencampuri pencapaian efisiensi dari sasaran organisasi.
5. Pekerjaan dalam organisasi yang
birokratis didasarkan pada kualifikasi teknis dan dilindungi terhadap pemecatan
sewenang-wenang. Hal yang sama, promosi didasarkan atas senioritas dan
pencapaian. Kerja di organisasi dipandang sabagai karir jangka panjang, dan
loyalitas tinggi dapat ditimbulkan.
Lima
karakteristik birokrasi ini menjelaskan bentuk organisasi yang diyakini Henri
Fayol lebih efektif. Baik fayol maupun Weber menjelaskan tipe organisasi yang
sama, satu adalah berfungsi sebagai mesih untuk mencapai tujuan organisasi
dalam bentuk yang sangat efisien. Jadi istilah mekanistik tepat untuk
menggambarkan organisasi tersebut.
Model
Mekanistik mencapai tingkat produksi dan efisiensi yang tinggiu berkaitan
dengan karakteristik:
1. Sangat kompleks karena
menekankan pada spesialisasi tenaga kerja.
2. Sangat tersentralisasi karena menekankan
pada wewenang dan tanggung gugat (accountability).
3. Sangat formal karena
menekankan pada fungsi sebagai dasar departemen.
Karakteristik
organisasi ini dan praktik menekankan pada penggunaan yang luas dari model
organisasi. Tetpai model mekanistik bukan hanya satu-satunya yang digunakan.
2. Model Organik
Model organik
dari desain organisasi berada dalam posisi yang bertentangan dengan model
mekanistik berkaitan dengan perbedaan karakteristik organisasi dan praktik.
Perbedaan yang sangat nyata antara dua model adalah konsekuensi dari perbedaan
kriteria efektivitas yang masing-masing berupaya mencapai maksimalisasi.
Sementara model mekanistik memaksimalkan efisiensi dan produksi model organik
memaksimalkan kepuasan, fleksibilitas dan pengembangan.
Organisasi
organik fleksibel terhadap perubahan tuntutan lingkungan karena desain
organisasi organik mendorong pemanfaatan yang lebih besar dari potensi manusia.
Manajer didorong memakai praktik yanbg memacu seluruh motivasi manusia
melakukan desain pekerjaan yang menekankan pada pertumbuhan pribadi dan
tanggung jawab. Pengambilan keputusan, pengendalian, dan proses penetapan
sasaran desentralisasi dan disebarkan pada semua tingkat organisasi. Komunikasi
mengalir ke seluruh organisasi, tidak begitu saja turun menurun garus komando.
Praktik ini dimaksudkan untuk mengimplementasikan suatu asumsi dasar dari model
organik yang menetapkan bahwa suatu organisasi akan menjadi efektif pada
suatu tingkat dimana struktur dipakai “untuk menjamin suatu probabilitas
maksimum yang dalam seluruh interaksi dan hubungan dengan organisasi, masing-masing
anggota, dengan latar belakangnya, nilai-nilai, keinginan dan harapan, kita
meninjau pengalaman sebagai dukungan dan satu sisi untuk membangun dan menjaga
harga diri dan kepentingan.
Suatu
desain organisasi yang memberikan individu seperti harga diri dan motivasi
serta kepuasan fasilitas, fleksibilitas dan pengembangan akan mempunyai
karakteristik sebagai berikut:
1. Hal ini relatif sederhana karena tidak
menekankan pada spesialisasi dan menekankan pada peningkatan rentang pekerjaan.
2. Relatif desentralisasi, karena
menekankan pada delegasi wewenang dan peningkatan kedalaman pekerjaan.
3. Relatif informal karena
menekankan pada produk dan pelanggan sebagai dasar bagi departemen.
wordpress.com/2011/01/16/dasar-dasar-organisasi/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar