Sabtu, 28 April 2012

PROSES SOSIALISASI PRAKTEK


Sosialisasi diartikan sebagai sebuah proses seumur hidup bagaimana seorang individu mempelajari kebiasaan-kebiasaan yang meliputi cara-cara hidup, nilai-nilai, dan norma-norma social yang terdapat dalam masyarakat agar dapat diterima oleh masyarakatnya.
Untuk menata karir dengan sukses, orang memakai berbagai cara. Ada yang menatanya melalui kerja keras, lewat jenjang pendidikan, mulai dari bawah, kejujuran, dedikasi, loyalitas, keterampilan, tanggung jawab, dan sebagainya. Yang jelas, sukses dalam berkarir bukanlah suatu kebetulan, pasti ada yang melatarbelakanginya.
Dalam lingkungan perusahaan, umumnya seseorang membutuhkan perjalanan relatif panjang untuk sampai pada puncak karir. Tak sedikit pula orang mengatakan bahwa reputasi dan citra pekerja seseorang biasanya mengawali debut karir. Namun, reputasi dan citra pekerja perlu aktualisasi dan pengakuan dari jajaran organisasi secara luas dalam hal pola pikir atau cara pandang, disiplin, spirit, motivasi, dan lain sebagainya.
Dalam menentukan cara apa yang efektif untuk menata karir, terdapat kontradiksi antara pendapat beberapa ahli psikologi, teori reputasi dan filsuf. Mari kita simak pendapat mereka.

Ahli psikologi menggolongkan bahwa manusia terbagi menjadi tiga golongan:
  •  Golongan pekerja, dimana golongan pekerja diprediksikan hanya mampu menjadi pekerja dan tidak dapat menjadi leader, apalagi seorang pemikir.
  •  Golongan leader/pemimpin yang mampu memimpin bawahan, namun tidak mampu menjadi pemikir.
  • Golongan pemikir (thinker), manusia mempunyai kemampuan memecahkan masalah, mampu membuat strategi, perencanaan, dan implementasi menentukan arah, visi perusahaan.

Teori reputasi yaitu pandai menarik lingkungan anggota organisasi dengan kekuatan reputasinya sehingga ia dapat meraih karir sampai ke puncak.
Para filsuf, menyatakan bahwa manusia pada dasarnya sama-sama mempunyai kemampuan dasar alami (nature of human being), yaitu sama-sama memiliki motivasi, kemampuan,learning, personality, dan attitude yang memungkinkan semua manusia mempunyai peluang yang sama untuk meraih kesuksesan.
Mengacu pada teori sebab-akibat, kita harus optimis dengan penuh keyakinan bahwa kesuksesan tidak bisa hanya dilihat atau ditunggu, melainkan diusahakan. Untuk meraih kesuksesan dalam berkarir kita harus mengatasi tantangan dan menghalau rintangan, serta mempersiapkan diri atas syarat-syarat yang diperlukan. Kita pun harus meyakini dan tidak pula menyalahkan pendapat para psikolog, teori reputasi maupun filsuf.
Berikut ini adalah beberapa syarat menata karir yang efektif.

1. Vision (visi)

Visi adalah seni untuk melihat sesuatu yang tidak dapat dilihat dengan mata (vision is the art of seeing thing invisible). Sesuatu di sini bisa berupa prediksi-prediksi peluang organisasi untuk dijadikan halauan, gol, sasaran organisasi sehingga memudahkan untuk menentukan strategi organisasi yang tepat, membuat perencanaan dan mengimplementasikan dalam kegiatan organisasi. Penentuan visi menjadi tugas dan tanggung jawab top manajemen. Jadi, bila Anda ingin menata karir menuju top manajemen, berarti Anda harus memiliki visi.

2. Balance (keseimbangan)
  •  Nilai keseimbangan dalam segala hal, diperlukan. Bila Anda tidak mengontrol keseimbangan dalam kegiatan, akan menimbulkan kegagalan, penyimpangan, kekecewaan dan sebagainya. Sebagai contoh, keuntungan seimbang dengan modalnya, sedangkan keinginan dengan usahanya, cita-cita dengan kemampuan, begitu pula hasil dengan pengorbanan, dan sebagainya.
  • Arti lain dari balance adalah adil. Adil merupakan salah satu karakter pemimpin. Bila tidak bisa berbuat adil, Anda tidak akan meraih reputasi dan dukungan dari anggota organisasi.
3. Energy (energi)
  • Energi adalah kapasitas diri kita untuk melakukan suatu tindakan yang diperkuat oleh niat yang besar. Kapasitas tenaga, talenta, daya pikir, keterampilan merupakan sesuatu yang harus dimiliki bila kita ingin menata karir kita sampai batas akhir/puncak.
  • Kinerja seorang tenaga karir akan dinilai dari tinggi rendahnya produktivitas yang dipengaruhi oleh kapasitas tenaga (kuantitas hasil, talenta, dan daya pikir). Sedangkan kapasitas keterampilan dilihat dari satuan kecepatan dan kualitas.

Dengan demikian energi mempunyai kemampuan untuk menghasilkan produktivitas, baik kuantitas maupun kualitas, sudut pandang, ide, keputusan, satuan kecepatan. Semua ini mengandung nilai-nilai/kekuatan untuk menaiki jenjang menata karir yang efektif.

4.Courage (keberanian)
  • Keberanian terkendali tanpa batas, yaitu berani mengatasi permasalahan namun bukan berani karena nekad. Berani mengambil keputusan yang berisiko besar dan menghasilkan sesuatu yang besar merupakan tipe pemimpin sejati. Berani mengambil keputusan dengan hasil yang tepat adalah salah satu contoh tindakan yang bijak. Berani berkorban merupakan contoh keteladanan seorang pemimpin. Berani mati dalam berperang merupakan bukti kesetiaan seorang pemimpin.
  • Menata karir berarti menata kehidupan panjang. Seseorang harus berani berkorban, berani lelah, berani pusing, dan berani melakukan di luar kebiasaan dimana orang tidak berani melakukannya.
5. Achievement (pencapaian prestasi)
  •   Sukses mencapai prestasi sampai puncak karir (achievement) tidak diukur setinggi apa ia berada melainkan caranya (tantangan dan pengorbanan) yang dijadikan ukuran. Seberapa sulit ia mengalahkan segala tantangan, hambatan, dan kesulitan.
  •   Keterampilan, skill dan attitude merupakan inti dari achievement yang dapat menentukan keberhasilan dalam menata karir yang efektif.
6. Challenge (tantangan)
  • Tantangan merupakan sebuah kesempatan untuk unjuk prestasi/mengaktualisasikan kemampuan kita di dalam lingkungan organisasi. Tanpa tantangan, dinamika kehidupan tidak memberikan arti dan makna kesuksesan.
  • Tantangan yang berhasil kita atasi merupakan bukti tertanamnya nilai mentalitas yang tidak pernah menyerah dalam diri seorang pemimpin yang merupakan daya juang untuk menata karir.
  • Kita membutuhkan tantangan untuk ujian mental dan usaha dalam menata karir yang efektif.
7. Dream (impian)
  •  Impian adalah motivasi awal untuk menentukan strategi dan langkah untuk mewujudkan impian tersebut. Tentunya impian ini adalah impian yang terukur, spesifik, dapat tercapai, realistis dan memiliki batas waktu pencapaian (smart).
  • Dalam mencapai impian atas karir yang diinginkan membutuhkan komitmen dan hasrat/kesungguhan yang tidak boleh padam dengan mengerahkan seluruh potensi dan kapital yang dimiliki.


Referensi :

Tidak ada komentar:

Posting Komentar