Sosialisasi diartikan sebagai sebuah proses seumur hidup bagaimana
seorang individu mempelajari kebiasaan-kebiasaan yang meliputi cara-cara hidup,
nilai-nilai, dan norma-norma social yang terdapat dalam masyarakat agar dapat
diterima oleh masyarakatnya.
Untuk menata karir dengan sukses, orang memakai
berbagai cara. Ada yang menatanya melalui kerja keras, lewat jenjang pendidikan,
mulai dari bawah, kejujuran, dedikasi, loyalitas, keterampilan, tanggung jawab,
dan sebagainya. Yang jelas, sukses dalam berkarir bukanlah suatu kebetulan,
pasti ada yang melatarbelakanginya.
Dalam lingkungan perusahaan, umumnya seseorang
membutuhkan perjalanan relatif panjang untuk sampai pada puncak karir. Tak
sedikit pula orang mengatakan bahwa reputasi dan citra pekerja seseorang
biasanya mengawali debut karir. Namun, reputasi dan citra pekerja perlu
aktualisasi dan pengakuan dari jajaran organisasi secara luas dalam hal pola
pikir atau cara pandang, disiplin, spirit, motivasi, dan lain sebagainya.
Dalam menentukan cara apa yang efektif untuk
menata karir, terdapat kontradiksi antara pendapat beberapa ahli psikologi,
teori reputasi dan filsuf. Mari kita simak pendapat mereka.
Ahli
psikologi menggolongkan bahwa manusia terbagi menjadi tiga golongan:
- Golongan pekerja, dimana golongan pekerja diprediksikan hanya mampu menjadi pekerja dan tidak dapat menjadi leader, apalagi seorang pemikir.
- Golongan leader/pemimpin yang mampu memimpin bawahan, namun tidak mampu menjadi pemikir.
- Golongan pemikir (thinker), manusia mempunyai kemampuan memecahkan masalah, mampu membuat strategi, perencanaan, dan implementasi menentukan arah, visi perusahaan.
Teori reputasi yaitu pandai menarik lingkungan
anggota organisasi dengan kekuatan reputasinya sehingga ia dapat meraih karir
sampai ke puncak.
Para filsuf, menyatakan bahwa manusia pada
dasarnya sama-sama mempunyai kemampuan dasar alami (nature of human being),
yaitu sama-sama memiliki motivasi, kemampuan,learning, personality, dan attitude yang
memungkinkan semua manusia mempunyai peluang yang sama untuk meraih kesuksesan.
Mengacu pada teori sebab-akibat, kita harus
optimis dengan penuh keyakinan bahwa kesuksesan tidak bisa hanya dilihat atau
ditunggu, melainkan diusahakan. Untuk meraih kesuksesan dalam berkarir kita
harus mengatasi tantangan dan menghalau rintangan, serta mempersiapkan diri
atas syarat-syarat yang diperlukan. Kita pun harus meyakini dan tidak pula
menyalahkan pendapat para psikolog, teori reputasi maupun filsuf.
Berikut
ini adalah beberapa syarat menata karir yang efektif.
1. Vision (visi)
Visi adalah seni untuk melihat sesuatu yang tidak
dapat dilihat dengan mata (vision is the art of seeing thing invisible).
Sesuatu di sini bisa berupa prediksi-prediksi peluang organisasi untuk
dijadikan halauan, gol, sasaran organisasi sehingga memudahkan untuk menentukan
strategi organisasi yang tepat, membuat perencanaan dan mengimplementasikan
dalam kegiatan organisasi. Penentuan visi menjadi tugas dan tanggung jawab top
manajemen. Jadi, bila Anda ingin menata karir menuju top manajemen, berarti
Anda harus memiliki visi.
2. Balance (keseimbangan)
- Nilai keseimbangan dalam segala hal, diperlukan. Bila Anda tidak mengontrol keseimbangan dalam kegiatan, akan menimbulkan kegagalan, penyimpangan, kekecewaan dan sebagainya. Sebagai contoh, keuntungan seimbang dengan modalnya, sedangkan keinginan dengan usahanya, cita-cita dengan kemampuan, begitu pula hasil dengan pengorbanan, dan sebagainya.
- Arti lain dari balance adalah adil. Adil merupakan salah satu karakter pemimpin. Bila tidak bisa berbuat adil, Anda tidak akan meraih reputasi dan dukungan dari anggota organisasi.
3. Energy (energi)
- Energi adalah kapasitas diri kita untuk melakukan suatu tindakan yang diperkuat oleh niat yang besar. Kapasitas tenaga, talenta, daya pikir, keterampilan merupakan sesuatu yang harus dimiliki bila kita ingin menata karir kita sampai batas akhir/puncak.
- Kinerja seorang tenaga karir akan dinilai dari tinggi rendahnya produktivitas yang dipengaruhi oleh kapasitas tenaga (kuantitas hasil, talenta, dan daya pikir). Sedangkan kapasitas keterampilan dilihat dari satuan kecepatan dan kualitas.
Dengan demikian energi mempunyai kemampuan untuk
menghasilkan produktivitas, baik kuantitas maupun kualitas, sudut pandang, ide,
keputusan, satuan kecepatan. Semua ini mengandung nilai-nilai/kekuatan untuk
menaiki jenjang menata karir yang efektif.
4.Courage (keberanian)
- Keberanian terkendali tanpa batas, yaitu berani mengatasi permasalahan namun bukan berani karena nekad. Berani mengambil keputusan yang berisiko besar dan menghasilkan sesuatu yang besar merupakan tipe pemimpin sejati. Berani mengambil keputusan dengan hasil yang tepat adalah salah satu contoh tindakan yang bijak. Berani berkorban merupakan contoh keteladanan seorang pemimpin. Berani mati dalam berperang merupakan bukti kesetiaan seorang pemimpin.
- Menata karir berarti menata kehidupan panjang. Seseorang harus berani berkorban, berani lelah, berani pusing, dan berani melakukan di luar kebiasaan dimana orang tidak berani melakukannya.
5. Achievement (pencapaian
prestasi)
- Sukses mencapai prestasi sampai puncak karir (achievement) tidak diukur setinggi apa ia berada melainkan caranya (tantangan dan pengorbanan) yang dijadikan ukuran. Seberapa sulit ia mengalahkan segala tantangan, hambatan, dan kesulitan.
- Keterampilan, skill dan attitude merupakan inti dari achievement yang dapat menentukan keberhasilan dalam menata karir yang efektif.
6. Challenge (tantangan)
- Tantangan merupakan sebuah kesempatan untuk unjuk prestasi/mengaktualisasikan kemampuan kita di dalam lingkungan organisasi. Tanpa tantangan, dinamika kehidupan tidak memberikan arti dan makna kesuksesan.
- Tantangan yang berhasil kita atasi merupakan bukti tertanamnya nilai mentalitas yang tidak pernah menyerah dalam diri seorang pemimpin yang merupakan daya juang untuk menata karir.
- Kita membutuhkan tantangan untuk ujian mental dan usaha dalam menata karir yang efektif.
7. Dream (impian)
- Impian adalah motivasi awal untuk menentukan strategi dan langkah untuk mewujudkan impian tersebut. Tentunya impian ini adalah impian yang terukur, spesifik, dapat tercapai, realistis dan memiliki batas waktu pencapaian (smart).
- Dalam mencapai impian atas karir yang diinginkan membutuhkan komitmen dan hasrat/kesungguhan yang tidak boleh padam dengan mengerahkan seluruh potensi dan kapital yang dimiliki.
Referensi :
Tidak ada komentar:
Posting Komentar